Apa ini benar? “Bagaimana aku mampu
ikut tertawa? Bagaimana caranya aku harus kuat saat melihatmu bercanda dan
bahagia dipelukkan orang lain”. Begitu kalimat yang tercatat dalam diari kecilmu
yang tak sengaja aku baca. Ia seolah meleraikan sendi-sendi nadiku dan seperti memusnahkan segala impian cinta yang aku tanam sejak dulu. Namun, bertenanglah ini aku. Meski aku terluka membacanya,
namun aku akan terus mendampingimu sampai kau bosan. Kelak jika suatu saat kau
sudah bosan, maka aku bersiap untuk pergi bilapun kau mahu. Namun untuk saat
ini, aku akan terus mengisi kekosongan rindumu padanya agar kau tidak bersedih. Aku akan kuatkan kau dengan semangat cinta ku agar kau tak sakit saat melihat
dia bahagia dipelukkan orang lain. Aku yang akan setia menemani kau agar kau terus
bersabar. Aku tidak tahu berapa lama aku mampu memegang tanganmu. Aku tidak
mahu berjanji, tapi aku akan selalu berdoa agar aku terus bisa memberimu
kekuatan meski aku akan rapuh dan jatuh saat melihat kau tersiksa kerana rindu
padanya. Ya, inilah aku. Yang akan terus berusaha mencintai kau, meski kau tak
pernah mencintaiku. Aku akan bersabar dan tersenyum kerna padaku jika pasangan
Ainun dan Habibie pernah di katakan oleh masyarakat Jerman "di mana ada
Ainun di situ ada Habibie " makanya aku juga mampu mewujudkan pepatah
baru tentang kita berdua, kerna mereka akan lantang menyatakan bahawa "di
mana ada mereka berdua dunia harus mempersiapkan diri untuk iri dan cemburu atas
kemesraan yang wujud antara kita". Ingin sekali aku nyatakan kebenaran, bahawa aku terasa mahu membunuhmu saat aku melihat kau tertawa lepas tika menceritakan
tentang dia dihadapanku, tapi itu juga seolah membunuh diriku sendiri kerna
kau adalah sebab aku masih di sini. Dan untuk sebab seperti itu, Aku juga mahu melukiskan sejarah baru kisah kita. Jika
Juliet mampu setia mendampingi Romeo kekasihnya atas dasar sejatinya cinta, makanya
aku akan mempersiapkan sejarah teragung tentang cinta kita. Aku bersedia
untuk setia mendampingimu sampai akhir hidupku meski kau mencintai yang lainnya.
Dan detik itu, cinta kita akan terlukis sebagai satu sejarah terulung atas nama
cinta sejati. Aku masih ingat pada satu ketika dimana kau telah pergi sebentar untuk menyelesaikan beberapa hal dan kau hanya kembali setelah senja menjelma lalu mengetuk pintu rumahku, dengan segera aku bergegas merapikan diri agar kau tak melihat aku berantakan kerna 'kehilangan' kau. Saat aku membuka pintu aku sudah
sedia tersenyum menyambutmu dengan segala luahan rasa yang terbuku. “Kenapa
tinggalkan aku terlalu lama? sudah jam berapa sekarang? Kau tahu bahawa aku lelah ditinggalkan terlalu lama seperti ini”, walau pada perkiraanku kau hanya pergi untuk beberapa jam sahaja. Namun kau sekadar terdiam dan
kaku di muka pintu lantas aku menyuruhmu memelukku erat agar aku dapat melepaskan
segala rasa rindu. Ada tangisan dibalik pelukan dan aku tahu kau sedar akan
itu. Untukku, walau sudah banyak kalimat cinta yang
hilang dan tak bisa lagi aku ciptakan sama seperti sebelumnya, aku tetap harus
menciptakan kalimat-kalimat indah yang baru. Jika jutaan manusia bisa mengukir
sejarah kesetiannya pada cinta sejati, aku juga akan menceritakan mengapa dan bagaimana aku masih
kuat berdiri mendampingimu, meski segumpal pertanyaan terus menghujah ku tanpa
rela. Kerna padaku cinta yang
ikhlas tidak memerlukan banyak penjelasan, ia cuma memerlukan satu pengorbanan.
Dan mungkin juga kerana aku masih mampu mendengar setitik cinta itu meski
sangat jauh kewujudannya dari sisiku. Aku tahu kau akan mencintaiku dalam ruang
waktu yang berbeda, dan aku tidak akan berhenti berdoa menunggu saat itu tiba. Bukan
salahku jika aku berdendam. Andainya ini terwujud diantara kita kelak, maka
sejarah baru ini akan aku umumkan pada semua yang sudi membaca kisah kita dan
aku yakin mereka akan berkata, "perjuangkan dendammu dan teruslah
mencintainya". Ianya tidak akan menjadi sesuatu yang mustahil kerna kau
adalah sahabat dan teman baikku. Takkan aku biarkan kau bermain dengan orang
lain sebelum aku mampu mengalahkan semua permainanmu. Hingga kita sudah cukup tua, aku akan tetap setia menunggumu untuk apa pun sebabnya nanti. Aku akan menceritakan
kebaikkanmu pada mereka-mereka. Tentang kau yang tidak pernah menyakitiku. Di satu sisi, aku berharap pertemanan dan persahabatan itu terus ada, meski sepertinya
semua sudah berubah saat di mana dimensi lain telah mengisi tiap ruang kosong
itu. Hari ini aku seakan mahu berteriak dan melaungkan hajat hati, "bolehkah
aku terus kekal dalam nadi hidupmu, kerna aku ada pesan dari Tuhan. Kita
hayati ia sama-sama ya, untuk persediaan selamanya sampai bilapun yang kau mahu".
Mungkin sehingga kau mengusirku dari
ruang itu, dan aku akan buang jauh pesan dari Tuhan itu lalu pergi meninggalkan
semuanya, agar kau dan mereka tahu ini juga bakal menjadi sejarah baru tentang
kita yang sudah tidak lagi bersama. Kerna kau telah memilih dia dan membuang
cinta suci ku.
*Cinta sejati akan membawa kita kembali bersama.
~artibsha~
02 Desember 2014
pesanantanpasuara
Tiada ulasan:
Catat Ulasan